Sabtu, 08 Mei 2010

Asuransi Pendidikan

Asuransi pendidikan merupakan salah satu jenis asuransi jiwa yang mengandung unsur investasi, yakni pada tahapan-tahapan pendidikan anak, maka ada sejumlah nilai tunai yang bisa diambil untuk membayar biaya pendidikan anak. Karena itu, biasanya nilai tunai pada asuransi pendidikan hanya bisa diambil pada saat tahapan pendidikan anak jatuh tempo. Misalnya saat akan membayar uang pangkal masuk sekolah SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.

Perkembangan selanjutnya produk asuransi pendidikan menjadi lebih variatif. Nilai tunai tidak hanya bisa diambil pada saat tahapan pendidikan saja, tetapi juga pada waktu lain. Hal ini memang dimungkinkan hanya jika nilai tunainya sudah muncul. Karena itu jika kembali ke konsep awal, nilai tunai memang bisa diambil jika memang sudah ada bagian dari premi asuransi yang diinvestasikan.

Pada saat ini setidaknya ada tiga hal utama yang menyebabkan masyarakat menjadikan asuransi investasi, yakni kesehatan, pendidikan, dan pensiun. Alasan kesehatan masih menjadi hal utama bagi masyarakat yang hendak berasuransi. Namun, pada masa mendatang tidak menutup kemungkinan alasan pendidikan menjadi hal utama bagi masyarakat untuk memegang polis asuransi. Selain itu, perusahaan asuransi yang memiliki produk asuransi pendidikan, juga semakin bersemangat mempromosikan produk-produknya. semakin besar.

Pengamat asuransi Herris B Simandjuntak menjelaskan, perkembangan asuransi pendidikan tentunya akan sesuai dengan perkembangan pendidikan itu sendiri. "Semakin tumbuh pendidikan di Indonesia, maka asuransi pendidikan juga akan seperti itu," sebut mantan Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya itu. Dia menjelaskan, biaya pendidikan yang terus meningkat membuat masyarakat mencari alternatif pembiayaan bagi pendidikan anak-anaknya pada masa mendatang. Walaupun tidak menutupi semua kebutuhan biaya pendidikan, dengan adanya asuransi pendidikan masyarakat akan terbantu. Itulah sebabnya sebagian besar masyarakat yang memiliki polis asuransi pendidikan menyamakan jatuh tempo pembayaran sesuai dengan jenjang pendidikan anak, yakni saat masuk SD, masuk SMP, masuk SMA atau masuk perguruan tinggi. Sebab, ketika anak-anak kejenjang sekolah yang lebih tinggi, masyarakat harus menyiapkan dana besar. Dengan menjadi peserta asuransi pendidikan sama saja membuat orangtua lebih memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Tidak selamanya orangtua bisa membiayai pendidikan anak-anak. Apalagi tidak seorang pun yang bisa meramalkan masa depan akan seperti apa. Asuransi pendidikan bisa menjadi alternatif bagi orangtua yang ingin menjamin masa depan anak-anaknya. Di luar negeri, dia menyebutkan, pertumbuhan asuransi pendidikan sudah tidak terlalu besar. Ini karena masyarakat luar negeri sudah menjadikan asuransi sebagai bagian dari kebutuhan wajib. "Sejak jauh-jauh hari, mereka telah memikirkan kebutuhan masa depan.Kalau kita kan masih belum seperti itu," sebutnya.

Sementara praktisi asuransi Wiwit Prayitno mengatakan, asuransi pendidikan semakin diminati masyarakat dibandingkan asuransi pensiun. Diperkirakan, sejak dua tahun terakhir nilai premi asuransi syariah di Indonesia lebih dari 50 persen. Tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun mendatang persentasenya semakin besar.

Asuransi pendidikan biasanya memberikan kepastian dalam hal jumlah. Artinya, masyarakat dijanjikan pada tahun-tahun tertentu dan diberi sejumlah dana yang telah dijanjikan. Misalnya, dengan membayar premi dalam jumlah tertentu, bisa bulanan atau tahunan. Selain itu diberikan janji akan mendapatkan sejumlah dana yang biasanya disesuaikan dengan jenjang pendidikan mereka seperti TK, SD, dan seterusnya. Sebagai investasi, asuransi ini akan mengelola dan menginvestasikan sebagian premi yang dibayarkan.

0 komentar:

Posting Komentar